Kamis, 18 Desember 2014

Khutbah Jum'at "Kejujuran"

Pada Hari yang mulia ini, akan saya sempatkan posting tentang Khutbah Jum'at yang di sampaikan oleh Khatib Masjid Jami' Dinoyo Malang tadi, yaitu membahas tentang "Kejujuran". Langsung saja masuk kedalam pembahasan Khutbah Jumat.







Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Pada siang hari ini saya mengajak kepada diri saya sendiri juga kepada hadirin jamaah Jum’at untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Sebab, kemulyaan manusia dihadapan Allah bukanlah bagi mereka yang berharta, bukan yang berpangkat dan berkedudukan tinggi. Tapi, kemuliaan manusia di hadapan Allah adalah dinilai dari kadar ketaqwaannya. Seberapa besar dia merasa takut kepada Allah, seberapa besar dia merasa selalu diawasi oleh Allah. Karena ketaqwaan inilah yang menunjukkan bahwa puasa kita di bulan Ramadhan benar-benar berkualitas.

Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia,
Salah satu sifat yang dimiliki oleh Rasulullah adalah sifat siddiq (jujur). Sifat inilah selalu diperintahkan oleh Nabi kepada umatnya untuk selalu berbuat jujur. Jujur ini adalah sifat yang gampang-gampang susah. Dikatakan gampang karena seseorang yang tidak terlibat banyak masalah atau kepentingan akan mudah untuk mengatakan sesuatu dengan jujur atau apa adanya. Tapi, apabila dia terlibat dengan suatu masalah dan mempunyai suatu kepentingan maka sangat susah untuk mengatakan kejujuran. Kecuali, tentu saja orang-orang yang konsisten dan berkomitmen dengan kejujuran.

Kenyataan yang kita jumpai disekeliling kita adalah sangat sulit mencari orang yang jujur. Baik jujur dalam ucapan maupun jujur dalam tindakan atau pekerjaan. Ya, itu karena mereka yang tidak jujur tersebut mempunyai kepentingan atau suatu kebutuhan. Sehingga, mereka melakukan ketidakjujuran demi mencapai atau mendapatkan kepentingan tersebut.
Ada yang mengatakan “yen jujur ajur”. Benarkah begitu?
Rasulullah Saw bersabda:
عليكم بالصدق فان الصدق يهدى الى البر وان البر يهدى الى الجنة وان الرجل ليصدق حتى يكتب عند الله صديقا
“Hendaklah kalian selalu jujur karena kejujuran menuntun kepada kebajikan. Dan kebajikan menuntun ke syurga. Sesungguhnya seseorang yang jujur ditulis disisi Allah sebagai orang yang jujur”

Dari hadist di atas jelas bahwa kejujuran membawa ke syurga. Jadi, tidak tepat jika ada yang mengatakan “yen jujur ajur”. Malah sebaliknya, jujur akan membawa kenikmatan yang tak terkira, yaitu syurga. Jika ada yang mengatakan “jujur ajur” kemungkinan itu adalah perkataan di lingkungan yang mayoritas para pendusta, pembohong. Sehingga orang yang jujur akan dimusuhi mayoritas pendusta ini.
Jika kita hidup ditengah para pendusta dan kita tetap konsisten dengan kejujuran kita kemungkinan kita akan dimusuhi oleh para pendusta tersebut dan kemudian kita didzolimi atau dijebak supaya kita yang jujur ini “ajur”. Secara dhohir kita ajur di dunia. Tapi, syurga telah menanti kita. Sebagaimana sabda Nabi tadi. Oleh sebab itu, Rasulullah berpesan:

قل الحق ولو كان مرا
Katakan kebenaran walau pahit (HR. Ibnu Hibban)
Dalam kondisi apapun Rasul menyuruh kita untuk jujur, untuk mengatakan kebenaran walau sangat sulit. Karena Beliau menjanjikan syurga bagi orang-orang yang jujur.
 
Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia
Di akherat orang yang jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur dan dimasukkan syurga. Di dunia orang yang jujur akan disenangi dan dipercaya makhluk. Orang yang berbisnis dengan kejujuran akan disenangi konsumen ataupun relasi bisnisnya. Seorang pejabat yang jujur akan disenangi rakyatnya. Seorang pegawai yang jujur akan dicintai dan disukai atasannya. Seorang suami yang jujur akan dicintai istrinya. Begitu juga sebaliknya.

Contoh konkrit adalah baginda Nabi Muhammad Saw. Beliau sejak kecil sudah terkenal dengan kejujurannya sehingga beliau dijuluki al-amin (yang dipercaya). Ketika beliau berdagang selalu mengutamakan kejujuran. Termasuk ketika membawakan dagangan Khadijah Ra. Akibat kejujurannya tersebut dagangannya laris dan kemudian Khadijah tertarik dengan beliau dan menjadikannya suami. Ketika beliau meneruma wahyu dan menceritakan kepada masyarakat, banyak yang mengimaninya karena mereka percaya bahwa Muhammad bukanlah pendusta. Walaupun ada yang tidak mengimani itu disebabkan karena sifat egois dan gengsi dari masyarakat Arab khususnya para pemimpin-pemimpin suku/kabilah.

Hadirin jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Sebaliknya sikap dusta, bohong akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan ke neraka. Sebab satu kedustaan biasanya akan diikuti oleh kedustaan-kedustaan yang lainnya sehingga kehidupannya selalu dilingkupi oleh kedustaan. Bahkan sikat dusta ini merupakan salah satu ciri-ciri orang munafik. Dan orang munafik akan ditempatkan di neraka paling bawah. Sesuai firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 145:

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.

Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah,

Oleh karena itu, marilah kita selalu memegang sikap kejujuran ini dalam kondisi dan situasi apapun. Karena hal ini merupakan perintah Allah.

Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.

Begitulah orang yang jujur akan mujur. Mujur karena mendapat syurga dan dipercaya banyak orang dan dicintai Allah dan makhluk.

0 Komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com